Side
story bisa diartikan sebagai karya fiksi sampingan, atau karya
fiksi baru yang dibuat berdasarkan karya fiksi yang sudah pernah ada. Misalnya
sebuah fiksi berjudul XXX dengan tokoh utama A, memiliki tokoh figuran bernama
B, C, D. Ternyata dalam perkembangannya, tokoh figuran yang bernama B atau C
atau D memiliki berbagai sisi menarik yang bisa dijadikan fiksi baru yang
terpisah dari induknya (XXX), dengan B atau C atau D menjadi tokoh utamanya.
Dalam perjalanannya, ide untuk membuat side story bisa berasal dari fiksi yang
pernah dibuat orang lain ataupun fiksi yang pernah dibuat sendiri. Bila idenya
berasal dari fiksi karya orang lain, alangkah baiknya kalau minta ijin dulu
pada penulisnya sebelum menggarapnya. Mungkin tidak ada peraturan tertulis
untuk itu, hanya masalah etika saja.
Sebuah side
story, walaupun terlepas dari fiksi induknya, lebih bagus kalau dikerjakan
berdasar semua detil dari fiksi induknya. Bila fiksi induk adalah hasil karya
sendiri, semua detil yang ada dalam fiksi induk seperti perwatakan para tokoh,
latar belakang dan TKP, waktu, penggambaran fisik, tentunya bukan sesuatu yang
sulit untuk dikembangkan. Ibaratnya, semua kunci ruangan sudah kita pegang dan
kuasai. Tinggal pilih saja akan masuk ke ruangan yang mana.
Yang harus lebih hati-hati untuk dilakukan
adalah ketika kita ingin membuat side
story berdasarkan hasil karya fiksi orang lain. Kita memang bisa saja
mengembangkan detil tokoh dan cerita berdasarkan imajinasi kita sendiri. Tapi
jangan sampai terjadi repetisi yang bisa dibilang ‘bentrok’ dengan (kisah/latar belakang tentang) tokoh (figuran) lainnya (yang mungkin bisa jadi side story baru). Kalaupun terpaksa terjadi repetisi, itu tinggal
gimana kreativitas penulisnya buat nge-drift
jalan ceritanya aja...
Membuat side
story itu nggak gampang juga buat saya yang 'inti'-nya masih kelas pentium, belum quad core. Side story
yang pernah coba saya buat dulu adalah mengolah lagi tokoh figuran dalam
cerbung/novelet Lift menjadi cerita baru berjudul Rinai Renjana Ungu dengan
model kilas balik. Pada perjalanannya, RRU ini ternyata jauh lebih panjang
dari cerita induknya (akan saya tayangkan ulang sebagai cerbung setelah Memburu Mr. Right tamat). Dan belakangan ini entah kenapa saya gatal untuk membuat side story lagi berdasarkan fiksi yang
sama (Lift). Tapi masih ‘belum kepegang’ dan masih berupa draft mentah. Inginnya sih berbentuk
cerpen saja, tapi ya nggak tahu lagi kalau bablas jadi fiksi yang rada panjang.
Side
story lain yang pernah saya buat adalah berdasarkan cerpen Simbiosis
Mutualisme. Judulnya Meranggas, dan jadi satu lagi side story dari sisi janin sebagai ‘aku’
(tokoh utamanya). Ketiganya kemudian saya satukan penayangannya dalam Fiksi
Lizz di bawah judul A Family's Stories.
Yang lainnya lagi, fiksi berjudul Pahlawan Di Lorong Waktu adalah side story
dari fiksi berjudul Namaku Sam yang sudah saya tulis sebelumnya. Dan belakangan
ini, TELEPORTER
bisa menjadi serial yang masih akan terus berlanjut penulisannya karena ada
berbagai side story yang berkembang
du dalamnya. Tokoh-tokohnya tetap berhubungan satu sama lain, tapi kisah yang
dialaminya berbeda-beda dan lepas satu sama lain.
Yang paling baru, nanti akan muncul side story dari cerbung Memburu
Mr. Right. Saat ini penulisannya sudah selesai dan tinggal menunggu
jadwal tayangnya saja. Ide untuk membuat side
story dari fiksi yang satu ini muncul saat saya menggarap episode-episode
terakhirnya beberapa minggu yang lalu. Saat itu masih berupa draft mentah. Tapi begitu penulisan Memburu
Mr. Right selesai, saya segera melanjutkannya dengan menulis side story-nya.
Sepertinya akan muncul lebih dari satu side story dari Memburu Mr. Right. Side story lainnya akan ditulis oleh Mas Ryan Mintaraga. Bahkan Mas Ryan sudah memiliki dua ide untuk itu. Side story yang sudah selesai saya tulis
sudah sampai ke desk Mas Ryan.
Mungkin (dan semoga) berguna untuk pengembangan side story yang hendak Mas Ryan tulis.
Oh ya, ada lagi satu side story yang masih mangkrak
di desk saya. Side story dari Pecel Lele Mbokdhe Sarini. Side story-nya saya tulis secara
kolaborasi dengan Mas Ryan juga. Sayangnya, ending-nya
yang harus saya garap belum menemukan jalan yang pas. Kalau dipaksa pasti
hasilnya nggak maksimal. Tapi niat untuk menyelesaikannya tetap menggebu,
berhubung sudah terlanjur mengeluarkan waktu, tenaga, dan pikiran bukan dari
saya sendiri ketika menuliskannya. Semoga bisa selesai tanggungan itu
secepatnya ya...
Salam...
* * *
waah..terima kasih dapat tambahan ilmu dari Mbak Lis...ditunggu side story-nya ya....salam fiksi.
BalasHapusCuma bagi-bagi pengalaman aja kok, Mbak... Makasih singgahnya ya...
HapusSangat Bermanfaat mbak.. :D
BalasHapusSalam Rumpies.. !
Makasih banyak, Mas Zoel...
HapusWaahh.. saya baru tau ada istilah side story... mantaapp mbak... kalo dikumpulin artinya semua bisa jadi tokoh utama yaa... :)
BalasHapusBetul, Teh Mega, bisa jadi tokoh utama pada alur cerita yang beda.
HapusMakasih mampirnya ya...
Begini kalo sudah jagonya yang ulas :)
BalasHapusMenunggu kolabnya dengan Mas Ryan... wuiih mantaps
=========
Suka :)
Lha... aku masih 'kokokpetok' lho, belum jadi 'kukuruyuk', hihihi...
HapusMakasih singgahnya, Mas Nugi...
Menyimak, Mbak :)
BalasHapusKalo di bahasa Jepang istilahnya "gaiden", pengertiannya seperti yang Mbak tulis : cerita yang terjadi dengan setting peristiwa yang sama tapi dari perspektif berbeda. Salah satu cita-cita saya memang bikin gaiden, rasanya menarik ketika tokoh A, B, C, D yang pembaca sudah kenal masing-masing karakternya dipertemukan dalam satu cerita 'besar' sehingga keberpihakan pembaca akan 'terpecah'.
Menunggu karya Mbak Lis tayang, tapi setelah Mr. Right ya?
Kayaknya ada perbedaan ya antara 'gaiden' dengan side story? Kalo gaiden setting peristiwa dan mungkin alurnya sama, cuma perspektifnya yang beda. Tapi kalau side story, tokoh-tokohnya ada kesamaan walau bertukar porsi, dan lagi setting, jalan cerita, serta waktu kejadiannya bisa beda. Atau aku yang salah memahami ya?
HapusMakasih mampirnya, Mas Ryan...
Waah iya iya, aku nggak teliti. Mbak Lis bener :)
HapusMakanya kok aku jadi rada bingung, hehehe...
HapusArtikel yang bermanfaat menambah wawasan...trims telah berbagi mbak Liz... :D
BalasHapusCinta Buku Baca Buku
Sama-sama, Mas Wahyu... Makasih kunjungannya...
Hapuswidihhh...
BalasHapusdalam hidup kita bertiga aja banyak lho jeng, side story-nya... #eh
Wakakak... no comment... *nggaya*
HapusNuwus mampire yo, Jeng...
Ga sabar nunggu terbitnya side storynya Mr.Right! Peluk mba Lis!
BalasHapusSabar aja dunkz... Nggak lama lagi kok...
HapusSuwun mampire yo, Nit...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus