Minggu, 19 April 2015

Salah Tempat Tayang (???)







Saya baru saja menerima pesan japri dari salah seorang teman saya. Jujur, saya kaget juga. Bunyinya begini : “Sayang banget sudah susah-susah kolab dan hasilnya bagus, tapi tayangnya di tempat yang pembacanya sedikit”.

Sempat bingung juga, ini masalah apa? Ketika saya tanyakan, dia langsung mengirimi saya sebuah link. Hm... Oke, akhirnya saya paham.


Pada dasarnya, saya senang menerima ajakan kolab dari siapapun, asal pas lagi kebeneran idenya nyambung. Soal mau tayang di tempatnya siapa, terserah aja sih buat saya. Nggak pernah jadi masalah.

Dan link yang dikirimkan teman saya di atas itu, adalah kolab yang sudah cukup lama terbengkalai. Kalau nggak salah kolab itu dimulai tahun lalu ketika rekan kolab saya itu harus lebih banyak istirahat di rumah karena sakit. Dalam perkembangannya, ternyata dia kemudian sibuk dengan pekerjaannya setelah kondisinya membaik. Saya sendiri sudah menyelesaikan bagian saya, dan sudah saya parkirkan ke desk rekan kolab saya itu. Dan saya kemudian juga disibukkan dengan berbagai ide lain yang menunggu buat digarap.

Akhirnya saya malah jadi lupa kalau pernah kolab dengan dia. Saya pikir dia sendiri sudah terlalu sibuk dan sudah nggak ada lagi kesesuaian ide, dan hasil kolab itu mangkrak begitu saja. Bukan hal yang aneh, mengingat saya sendiri punya beberapa fiksi mangkrak yang juga udah susah buat diteruskan.

Dulu sih memang kesepakatannya fiksi itu akan tayang di akun saya di ‘tempat kos sebelah’. Tapi berhubung saya sudah ‘pindah kos’ sementara rekan kolab saya itu masih punya ‘kamar’ di sana, maka saya pikir nggak apa-apa juga dia langsung tayangkan di akunnya tanpa persetujuan saya lagi. Toh dia punya andil yang jauh lebih besar daripada saya dalam menghasilkan karya fiksi itu.

Apapun hasilnya, tayang di mana, berapapun yang baca, buat saya tak menjadi masalah. Apalagi kemudian saya tahu hasil kolab itu dia tayangkan juga di blog pribadinya. Toh nama saya juga ada tercantum di situ. Dan masih akan ada yang baca lagi fiksi itu di kemudian hari (semoga...).

Saya sendiri nggak terlalu memusingkan tempat tayang dan jumlah pembaca dari sesuatu yang sudah saya hasilkan bersama rekan kolaborsi. Tapi bukan berarti saya nggak menghargai hasil karya itu. Saya menghargai hasil karya itu dengan membuatnya semaksimal mungkin dan menikmati proses terjadinya karya itu.

Bila saya membuatnya bersama orang lain, maka berbagai diskusi dan proses memahami jalan pikiran orang lain yang sudah bersedia melakukan kolaborasi dengan saya itulah harga yang jauh lebih mahal daripada sekadar tempat tayang dan jumlah pembaca. Buat saya pribadi, kolab bukanlah sesuatu yang mudah. Memadukan isi dua kepala atau lebih itu nggak selalu berhasil dengan mulus. Dan bila itu berhasil, harganya jauuuh melampaui ‘nasib akhir’ karya itu. Sudah cukup bagi saya mengetahui bahwa rekan kolab saya pun ternyata sudah bersusah-payah menyelesaikan karya kolab itu di saat harus menjalani (lagi) beberapa hari bed rest total di rumah, dan dengan besar hati ‘menerbitkan’-nya di ‘kamar-‘nya.

Kepada rekan kolab saya, terima kasih karena sudah berusaha menyelesaikan kolaborasi itu dengan hasil maksimal, menayangkan, dan mungkin nanti punya kewajiban untuk membalas beberapa komentar yang sudah mampir ke sana. Dan kepada semua pembaca yang sudah bersedia singgah ke sana, saya juga mengucapkan banyak terima kasih.

Buat saya, tidak ada karya fiksi yang salah tempat tayang. Fiksi yang salah tempat tayang itu memang ada, yaitu fiksi yang dirupakan tulisan non-fiksi, dan ditempatkan di kolom non-fiksi pula. Dan hal itu tentunya bukanlah karya kolab yang satu ini.

Salam...

* * * * *


13 komentar:

  1. Pertama, rasa fiksi itu beda,... sehingga sempat saya mikir siapa nih, ini bukan kue biasa. Ternyata memang kokinya dua. Kedua, lagi mikir, kalau saya kolab bareng mbak,... wakakak.... ujung-ujungnya kayak apa ya? Mikir.... doang. Ngga berani nanya.... ketiga, saya pahaaaaaaaam banget sama kalimat ini nih-------fiksi yang dirupakan tulisan non-fiksi, dan ditempatkan di kolom non-fiksi pula------- wakakakakak @senyum di Senin pagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku cuma sedikit koreksi EYD dan perbaiki struktur kalimat kok di sana... Selebihnya? Kerjaan koki satunya.
      Makasih mampirnya, Mbak MM...

      Hapus
  2. Meluncur keTKP disek yo mba! Ntik aq balik lg

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok nggak mbalik-mbalik, Nit? Hihihi...
      Suwun mampire yo...

      Hapus
  3. owalaaah...lapak sebelaah
    wkwkkwkk..
    riwayatmu kiniiiiiii..

    BalasHapus
  4. Wkt upload kok ya aku ndak mikir sampai kesitu. I'm so sorry Ma'am.. :(

    BalasHapus